Pengamat Kebijakan Publik Sebut Mayjen Purn Tatang Zaenudin Cocok Menjadi Wagub DKI Jakarta


Jakarta, Tabloid NPP - Lebih dari 1 tahun 4 bulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak didampingi oleh Wakil Gubernur (Wagub), hal ini ditanggapi serius oleh Pengamat Kebijakan Publik Dr. Adi Suparto, SH.,MH.,M.Pd.

Menurut Dr. Adi selama setahun ini masyarakat Jakarta menanti sosok wakil gubernur yang dapat menggantikan Sandiaga Uno untuk mendampingi Gubernur dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai kepala daerah.

Sejumlah Persoalan, diantaranya banjir dan macet perlu langkah - langkah yang kongkrit dari pemerintah DKI Jakarta, seorang leader berkelas seperti Anies Baswedan tentu juga membutuhkan seorang wakil untuk merealisasikan program kerja selama memimpin Jakarta.

Dr. Adi menilai, "kekosongan kursi Wagub ini merugikan masyarakat Jakarta, dan parpol pendukung harus segera menentukan nama calon untuk mengisi kursi tersebut, "ungkap akademisi sarat pengalaman ini kepada media ini (1/01/2020).

"Ada calon yang menurut pengamatan saya sangat visioner, beberapa skill yang dimiliki dan diterapkan dalam kepemimpinannya antara lain: penguasaan managerial skill, conseptual skill, tecknical skill serta human relation skill. Artinya, jika beliau dipilih sebagai Wagub DKI Jakarta akan sangat membantu Pak Anies sekaligus dapat menaikkan kinerja Pemprov DKI Jakarta," lanjut Dr. Adi Suparto Dewan Pakar Lembaga Pengawas  Kinerja Aparatur Negara (LPKAN) ini.

"Saya merekomendasikan Jenderal Purn TNI Tatang Zaenudin, Pengalamannya di TNI dan Basarnas sangat cocok untuk mendampingi Gubernur DKI Jakarta, apalagi pak Tatang dinilai cukup dekat dengan warga Jakarta, Ormas dan LSM sehingga mudah menyerap aspirasi masyarakat," pungkasnya.

Pengalaman Jenderal bintang dua ini sebagai Deputi Basarnas dinilai mampu diimplementasikan untuk mengatasi Banjir di Jakarta.

Saat berbincang dengan Pimpinan Redaksi Tabloid NPP, Mayjen Purn Tatang Zaenudin mengatakan, "banjir ini sudah meluas, ini berawal dari curah hujan, selama ini stakholder selalu berbicara masalah konsep, namun konsep itu harus di implementasikan, maka dari itu, Anies butuh pendamping untuk membantunya dalam mengimplementasiakan kebijakan - kebijakan, khususnya dalam mengatasi banjir tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut Mantan Deputi Basarnas ini mengungkapkan, "ketika banjir jangan cuma terkesan action, kita harus tahu ini rananya siapa, kalau zaman saya dulu, dalam menghadapi bencana itu satu komando dibawah Basarnas, harus dikoordinasikan dengan intansi terkait, seperti Basarnas, PNPB, Kepolisian, Pandam, Tagana, Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan untuk dikumpulkan dan kita petakan, misalnya, kepolisian membantu pengamanan diwilayah banjir yang perlu pengamanan, Basarnas, Tagana, bersama Pangdam difokuskan pada titik-titik yang rawan untuk melakukan evakuasi, jangan sampai ada korban jiwa, begitu juga dengan Kementerian Sosial dan Kesehatan, mereka kita fokuskan di tempat - tempat penampungan dan titik titik yang membutuhkan bantuan sosial dan kesehatan, dan Pemprov DKI  sebagai Koordinator, karena memang ini wilayah Pemprov DKI Jakarta, tentu ini sangat efektif dan efisien, karena stakholder yang kita libatkan masing - masing mempunyai anggaran dari negara," ungkapnya.


" Anies perlu didampingi, tetapi jangan serta-merta didampingi oleh politisi yang punya kepentingan lain ini bisa menambah beban beliau, tapi wakil gubernur yang mampu untuk menyelesaikan permasalahan - permasalahan dan kebijakan - kebijakan Gubernur untuk kepentingan rakyat, dan ingat bahwa Jakarta sangat komplek beda dengan provinsi lain, intinya saya sangat siap untuk mendampingi pak Anies." tutupnya. (red)
Diberdayakan oleh Blogger.